Media Sudah Melacurkan Diri ?


Pelacuran di Dolly Surabaya Tutup , tetapi Pelacuran melalui Media mulai Dibuka !?

Menjelang Pilpres 2014 di Indonesia tidak sedikit media cetak maupun elektronik yang ber afiliasi ke salah satu pasangan Capres dan Cawapres. Media yang dikatakan menjadi pilar ke 4 dari sebuah negara Demokrasi ketika sudah ikut kedalam putaran kekuasaan atau terlibat dalam perebutan kursi kekuasaan menjadi sulit menjaga netralitasnya. Produk siaran yang disampaikan tidak lagi menjadi sebuah produk jurnalistik,karena produknya sudah menjadi orderan politik untuk kepentingan pribadi,kelompok atau golongan tertentu saja bukan untuk umum.

Menurut Bill Kovach dan Tom Rosenstiel dalam bukunya elemen elemen Jurnalisltik tujuan utama dari semua tujuan jurnalistikadalah menyediakan informasi yang diperlukan orang agar bebas dan bisa mengatur diri sendiri. Untuk memenuhi tugas itu,

1. Kewajiban pertama Jurnalisme adalah kebenaran.
2. Loyalitas pertama Jurnalisme kepada Warga ( publik).
3. Intisari jurnalisme adalah disipilin verifikasi
4. Para praktisinya harus menjaga independensi terhadap sumber berita
5. Jurnalisme harus berlaku sebagai pemantau kekuasaan
6. Jurnalisme harus meneydiakan forum publik untUk kritik maupun mendukung warga ( publik).
7. Jurnalisme harus berupaya membuat hal yang penting menarik dan relevan.
8. Jurnalisme harus menjaga agar berita komprehensif dan proporsional.
9. Para praktisinya harus diperbolehkan mengikuti hati nurani mereka.

Dalam dunia jurnalistik ada istilah melacurkan diri, yakni mereka yang menjual idealisme jurnalisme hanya untuk kepentingan pribadi kelompok atau golongan,dan melupakan prinsip dasar dalam jurnalisme. Dewan Pers misalnya tidak mengakui karya Tabloid Obor sebagai sebuah karya Jurnalistik. Sebab menurut mereka Tabloid Obor hanyalah sebuah selebaran gelap,yang menyebarkan fitnah, kebencian rasis dan suasana tidak aman di masyarakat. Kemudian media online inilah.com dilaporkan Jaksa Agung karena menyebarkan berita kebohongan yang menyebutkan ada transkrip pembicaraan antara kajagung Basrief Arief dengan Megawati terkait rencana Pemanggilan salahsatu Capres dalam kasus dugaan korupsi di Jakarta.

Lalu Bagaimana dengan media TV ? Kita bisa saksikan sendiri tayangan yang mereka tampilkan, terkesan seenaknya saja menayangkan info yang belum jelas kebenarannya dan disampaikan secara berulang ulang seolah olah pembenaran. Padahal mereka masuk menyiarkan semua itu ke ruang publik yang nyata nyata milik publik dan bukan pemilik media yang memiliki ruang ini.

Kita berharap agar media menciptakan atau menya,paikan sebuah info yang benar benar meneduhkan bukan menciptakan kekacauan dan rasa kebencian atas satu kelompok dengan kelompok yang lainnya. Indonesia Harus Damai !